Seperti sebuah tulisan yang dalam (Tajuk Rencana Koran Rakyat Yogya) hlm.12 mengatakan gempa dan tsunami yang terjadi di Negeri Sakura ( Jepang ) seolah melengkapi drama kemanuasia di muka bumi ini, baik antara akibat bencana alam maupun ulah manusia. Bencana yang dikatakan paling dasyat sepanjang sejarah ,meluluhlantakan kawasan pantai utara Jepang, juga meledaknya kilang miyang dan pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di kota Fukushhima yang diperkirakan akan berdampak pada reaksi nuklir. Demikian juga benca alam dimana saja, krisis politik, bencana gunung merapi Yogyakarta, bencana gelombang pasang, bencana tenggelamnya perahu motor di Pulau Palue telah membawa kepada suat permenung diri serta selalu berkomunikasi dengan batin kita sebagai umat beriman. Dengan sejarah dan peristiwa kejadian ini sangatlah berarti direnungkan disaat-saat umat Khatolik di seluruh dunia melaksanakan Puasa, dan Paska.
Barangkali tanpa disadari, peristiwa alam bencana dan penderitaan yang mengakibatkannya, merupakan amal puasa yang unik untuk seluruh umat kristiani yang sementara menjalankan ret-ret dalam menemukan arti pentingnya sebuah kehidupan. Mungkin sementara merupakan suatu paksaan untuk melakukan suatu ujian iman untuk bertobat,dan dewasa dalam iman dan kepercayaan. Dengan puasa di tahun ini, kita diharapkan untuk lebih mendorong hati dan batin kita untuk rasa peduli kepada sesama yang lain disekitar kita. Inilah satu bukti realisasi pertobatan kita.
Dipahami pula dalam posisi mengalami musibah seperti ini,bagi orang-orang yang terlibat langsung dalam penderitaan terkadang orang lebih menyalakan Tuhan daripada sedikitnya merefkesi akan hidup kebatinan kita umat manusia. Namun tetaplah perlu di yakini dengan adanya peristiwa penderitaan,kelak akan membawa suatu Paska atau kebangkitan bagi orang yang mengimani akan kebermaknaan sebuah Puasa.
Kita juga harus percaya Tuhan menuntut lebih dari orang-orang tertentu cumalah sebagai satu bukti cintanya yang lebih besar, dengan meyerahkan segalah keutuhannya mati di kayu salib. Hanya bagi mereka yang tidak berimanlah dan tanpa haraplah akan menganggab bencana itu sebagai siksaan Tuhan. dan bagi kita yang tidak mengalami , harus juga sanggup memetik kuntum mawar, walaupun berduri batangnya pasti akan tersimpan suatu keharuman, yakni aroma kebatinan yang tenang, damai, sejuk, dan menjadikannya sebagai harta rohani untuk mencapai hidup sejati sesudah kelak kita kembali ke tempat dimana kita berasal. Mari kita saling mereflesi dan saling memberikan kekuatan dengan DOA. Kita juga mengucapkan ikut berduka cita akan musibah yang melanda masyarakat kita di Jepang dan di mana saja, semoga Tuhan memberikan kekuatan. Amin. ( Yos Dentis ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar