Minggu, 20 Maret 2011

AKU SEORANG DUDA

Dulu, 2001 sampai akhir Juni 2006 kami masih bisa berkumpul, melewatkan hari-hari hidup melewati tawa dan canda. Selalu bertengkar mesra memperbutkan rasa asmara, seolah melengkapi indahnya sandiwara hidup bersama sang istri dan kedua buah hati kami.
Betapa tak terbesit sedikitpun dalam pikiran dan angan-angan,bahwa kami harus melampau semua ini yang kini hanya lewat kenangan. Sunyi mendamprat rindu, angin membiru, serangga bernyanyi dimalam sunyi, berkeluh kesah terkesan membawa suasana mata membasahi kedua bola mata ini.
Terbayang hidup sekedar ilusi kosong membawa kehilangan makna,bertengkar mesra memperebutkan ketiadaan asmara. Yang ada hanya gerimis datang melengkapi indahnya kengerian sandiwara ini.
Kini terkadang DIA datang membayang dalam mimpi tidur menjelang pagi, membuat aku terbangun dalam lelapnya tidur, kutegakan wajahku dan membuka bola mataku menatapi dinding kamar dengan penuh karisma membatasi hidup ini. Kedua bola mataku tertujuh pada kedua putriku yang terlelap tidur tanpa melukiskan kenangan beban batin diantara mereka berdua. Mungkin mereka masih terbuai dengan lelapnya tidur serta mimpi datangnya sikunang-kunang malam. Benar mereka belum memahami serta megerti betul akan kehidupan yang selama ini mereka lalui dengan sentuhan kasih ibu apa tidak. Mereka benar tidak mengerti semuanya akan kehidupan yang mereka sudah goreskan dengan memori hidup yang sungguh mencederai ingatan.
Badai hening kembali berkecamuk dalam lubuk hati, tersimpan rasa, teriiris sembilu menusuk jantung,hanya  dengan kalimat hancur dan retak keindahan dalam bayangan hening membadai. Kutegakan badanku, menghela nafas panjang dan kutanyajawab akan setiap persoalan yang sedang kami hadapi.
Setiap insan tak pernah mengimginkan hidupnya tidak bahagia dan romantis bersama keluarga. Bayangan wajah hanya tertatap dengan kedua bola mata ini pada bingkai fotomu yang kami jadikan dokumen paling berharga serta menyimpan makna saat ini. Terkadang bertanya, tentu jawabannya cuman aku dan kedua putriku yang menjawabi semuanya ini . Aku yakin dan percaya banyak kenangan yang manis dan pahit tersimpan rapih dalam dada ini. Duh................senyum yang pahit, tawa yang menggetirkan, mengaduk impian yang pahit dan mendekam kenisbian yang mengalir mewarisi hidup ini.
mengundang rasa trenyuh, tak mampu mengaduk-aduk trus.........perasaan pedih yang selalu melumuri realita kehidupanku saat ini, memasuki agenda baru dengan berstatuskan " AKU SEORANG DUDA".Mengapa demikian ? Padahal aku masih berkarang dengan  persoalan ditinggalkan pergikan sang istri terkasih yang menjadikan permenungan pribadi bersama kedua putriku saat ini.
Pengalaman jadi merepotkan punya status menjadi DUDA. Pemberontakan batin dan berkobarnya api selalu muda menyuluti, ketika mendapat tawaran/godaan untuk memikirkan harus menikah lagi.Atau sang tokoh lain yang selalu bersikukuh merumit-rumit persoalan sebagai alasan untuk bertahan menduda. Konflik batin yang bergerak menjadi konflik sosial ini menyusup pada banyak pertimbangan dalam diri sebagai seorang yang berstatus DUDA.
Benar-benar sepenuhnya menyadari bahwa pengalaman pedih ditinggal sang istri terkasih, menghadap sang ilahi tidak sebatas ketika ia menghembuskan nafas terakhir, tetapi membawa goncangan batin yang lebih menderu justru beribu rasa dan pelipur lara menjadi tempat indah berlabu untuk mengungkapkan bisikan batin yang mestinya dipercakapkan. Belum desakan harus menikah lagi dari banyak pihak yang  terkadang tidak atau mungkin belum memahami akan perasaan yang dialami yang menjadi substansi persoalan yang membutuhkan penyelesaian kematangan psikologis. Sehingga terkesan manajemen perasaan pun harus seimbang dan berkesinambungan dengan yang dipikirkan.
Ya.......... terkadang jelas, terkadang samar penglihatan mata ini, untuk menatap cakrawala yang membawa cerminan yang maha luas dalam hidup ini. Kini kami melenggang hidup ditengah hamparan jalan yang penuh bebatuan , melewati tertumpuknya jerami yang membusuk dan ranting-ranting dahan serta dedaunan yang kian berjatuhan. Ibarat seelok fatamorgana namun terasa hampa. Nafaspun sedikit bertahan berhenti bergerak lajuh menitih karier kehidupan yang penuh dengan gelombang dan nuasa hidup yang selalu pasang surut, membuat langka kaki semakin kuat dengan tidak melupakan mata hati untuk menatap ke depan yang lebih matang,dewasa dan mandiri walaupun terkadang terasa kesemutan.
Semilir angin terus berhembus menderai tubuh dan memejamkan mata sejenak untuk memotret wajah masa depan kedua buah hati yang jawabannya hanya " Fajar yangt bisa Fajar " yang akan menyinari cakrawala ini.
Semua pertanyaan ini menghantar kami pada jarak dan waktu yang merentang dan tak bersemayamkan pada jumpa. Menghangatkan kenangan, melelehkan ingatan dan menajamkan pikiran galau tetapi tidak untuk menderaikan hujan dimataku.
Aku mendambakan FAJAR
Seperti Gibran dan kekasih jiwanya
tetapi tidak untuk menderai hujan dimataku
Di tengah hamparan padang yang luas aku berteriak
karena rumput jeramimu sudah membusuk, menghumus di atas tanah
Menanti tetesnya hujan diatas pusaraMu
sedikit demi sedikit mengikis kulitMU
Tiba-tiba langit mengusung kelam
Mendung berjalan perlahan-lahan, bersatu dan menghitam di atas kepalaku
Aku tengadah menatapnya,tes....tes....tes..... hujan dan air mata
FAJAR...................
Aku mencintaiMu
Badai pasti akan berlalu........setelah engkau teteskan hujan ke bumi
namun aku yakin kelak engkau akan memberikan fajar baru
Setelah engkau berkecamuk dengan kelamnya awan hitam
dan derasnya diguyur hujan badai
Karena dari ufuk timur kejauahan,
Engkau akan memberi mata pelangi bersinar
menurunkan bidadari gemulai memapah kenangan hingga sirna.

Hidupkan Kembali Budaya ( Tradisi Meminta Hujan )

Tradisi mengundang serta meminta hujan ternyata tidak hanya ada didaerah lain di nusantara ini, namun tradisi inipun ada dan terjadi di wilayah Desa Teka Iku kecamatan Kangae . Seremenonial adat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Teka Iku dalam setiap kegiatan membuka kebun atau musim tanam. Dulu nenek moyang dari kampung ini selalu membuat ritual bagaimana mendatangkan hujan sehingga bisa untuk memenuhi kepuasan batin para petani dalam bercocok tanam. Kebiasaan yang dibuat oleh Lepo Koko Kek ( karena simbol ritual yang harus digunakan semua perangkatnya ada di ruma lepo Koko Kek.
Ritual memanggil hujan yang dilakukan oleh tua adat dan lepo KOKO Kek dalam meminta dilakukan seremonial kalau hujan terjadi musim tanam yang kurang baik dan kemarau yang berkepanjangan karena terlambatnya hujan. Tugas dan tanggung njawab dari Lepo Koko Kek atas permintaan masyarakat dan tokoh adat serta simpatisan mereka akan selalu siap melakukannya. Adapun persyaratan untuk melakukan seremonial tersebut adalah bagi masyarakat atau simpatisan harus menyiapkan bako wua ta'a ( siri pinang ,tembako), ayam ( manu) atau babi( wawi ),uang logam( hoang Rebu) atau lembaran( Hoang Roun ) secukupnya, juga jangan lupa dengan lilin ( taru ).
Pelaksanaan ritual adalah di pelataran ( namang Lora) Hubin Natar di watu mahe. Simbol atau alat yang digunakan seremonial adalah dengan menurunkan Ana Deo ( Deot ) dari rumah besar Lepo KOKO KEK untuk selanjudnya dimandikan dengan ungkapan bahasa adat/Latung Lawang.
Kegitan seremonial ini perlu dihidupkan karena bagi masyarakat atau generasi sekarang tidak pernah mengetahui lagi bahwa masih ada ritus atau keyakinan pada benda atau simbol Ana Deo/ DEOT yang dinyakini oleh masyarakat setempat membawa berkah bagi kehidupan tradisi berkebun atau bercocok tanam. Banyak budaya serta tradisi di desa Teka Iku tersimpan serta terselubung dimata generasi sekarang. Padahal angakatan tua dulu kegiatan dan seremonial serta ritus budaya ini masih tersenutuh . Sebagian masyarakat merasa prihatin dan sangat disayangkan kalau budaya tidak dibangun kembali, maka akan terjadi pergeseran budaya lokal yang bisa membawa pada hilang, lenyap serta tersingkir terbawa zaman.
Ini semua tergantung dari pemerintah desa untuk bisa mengembangkan program perkembangan bukan maju di bidang ekonomi,dan sosial masyarakat yang lainnya, tetapi harus bisa peka terhadap bidang kebudayaan di desa Teka Iku. Mengapa perlu diragukan. Desa Teka Iku harus dijadikan dan dikembangkan menjadi desa budaya. Pemerintah desa harus bisa membuat dan menemukan paradigma baru dengan menjadikan desanya model sebuah desa "Pariwisata Budaya". Ada peninggalan dan menjadi kampung Asli dua Tokoh Agung Mo'at Teka dan Mo'at Iku, juga bangunan watu mahe, pelataran Namang Loran, Kegiatan Tenun Ikat Hubin dan Dusun Wolomude, berbagai kegiatan industri mengayam Blasin ( oleh Om Suding ), industri alat dapur ( dandang ,oven dll) milik Om Vitalis, kepintaran mengayam Tirai ( oleh Om Seuz),juga kegiatan industri mebuat dinding dari pelupu ( halar).Panorama Lingkungan yang indah, puncak Gunung Goran yang dijadikan sebagai aset budaya puncak alam yang indah dll. Masyarakat memang punya bakat dan kemampuan ,bagaimana sekarang tergantung dari pihak pemerintah desa mempunyai rasa kreatifitas dan mau berbuat seseatu untuk desanya. Ini semua menjadi tanggungjawab bersama ,Tokoh masyarakat, pemerintah, masyarakat, tokoh intelektual,mahasiswa dan pelajar dari desa Teka Iku,, Tokoh pemuda. 
Mari mambangun mulai dari akar rumput dengan mendekat diri kepada masyarakat, mengenal betul dengan masyarakat, rasa memiliki dengan rumput, dan rasa memiliki, rela berkorban demi masyarakat, serta berani membuat terobosan ( mempromosikan ). Tanggungjawab kita bersama juga adalah menata serta membentuk masyarakat dengan pola berpikir yang mau maju serta rasa memiliki dengan desa ini. Mempunyai sikap swadaya utama ,serta menghilangkan rasa ketergantungan pada orang lain ( tunggu nanti ada bantuan ). Pertanyaannya , kapan kita mau memulai membuat suatu perubahan pada desa ini ? Jawabannya pada kita semua yang terlibat langsung dengan pembangunan .

Selasa, 15 Maret 2011

Antara Puasa ,Paska dan Bencana sebuah Reflesi

Seperti sebuah tulisan yang  dalam (Tajuk Rencana Koran Rakyat Yogya) hlm.12 mengatakan gempa dan tsunami yang terjadi di Negeri Sakura ( Jepang ) seolah melengkapi drama kemanuasia di muka bumi ini, baik antara akibat bencana alam maupun ulah manusia. Bencana yang dikatakan paling dasyat sepanjang sejarah ,meluluhlantakan kawasan pantai utara Jepang, juga meledaknya kilang miyang dan pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di kota Fukushhima yang diperkirakan akan berdampak pada reaksi nuklir. Demikian juga benca alam dimana saja, krisis politik, bencana gunung merapi Yogyakarta, bencana gelombang pasang, bencana tenggelamnya perahu motor di Pulau Palue telah membawa kepada suat permenung diri serta selalu berkomunikasi dengan batin kita sebagai umat  beriman. Dengan sejarah dan peristiwa kejadian ini sangatlah berarti direnungkan disaat-saat umat Khatolik di seluruh dunia melaksanakan Puasa, dan Paska.
Barangkali tanpa disadari, peristiwa alam bencana dan penderitaan yang mengakibatkannya, merupakan amal puasa yang unik untuk seluruh umat kristiani yang sementara menjalankan ret-ret  dalam menemukan arti pentingnya sebuah kehidupan. Mungkin  sementara merupakan suatu  paksaan untuk melakukan suatu ujian iman untuk bertobat,dan dewasa dalam iman dan kepercayaan. Dengan puasa di tahun ini, kita diharapkan untuk lebih mendorong hati dan batin kita untuk rasa peduli kepada sesama yang lain disekitar kita. Inilah satu bukti realisasi pertobatan kita.
Dipahami pula dalam posisi mengalami musibah seperti ini,bagi orang-orang yang terlibat langsung dalam penderitaan terkadang orang lebih menyalakan Tuhan daripada sedikitnya merefkesi akan hidup kebatinan kita umat manusia. Namun tetaplah perlu di yakini dengan adanya peristiwa  penderitaan,kelak akan membawa suatu Paska atau kebangkitan bagi orang yang mengimani akan kebermaknaan sebuah Puasa.
Kita juga harus percaya Tuhan menuntut lebih   dari orang-orang tertentu cumalah sebagai satu bukti cintanya yang lebih besar, dengan meyerahkan segalah keutuhannya mati di kayu salib. Hanya bagi mereka yang tidak berimanlah dan tanpa haraplah akan menganggab bencana itu sebagai siksaan Tuhan. dan bagi kita yang tidak mengalami , harus juga sanggup memetik kuntum mawar, walaupun berduri batangnya pasti akan tersimpan suatu keharuman, yakni aroma kebatinan yang tenang, damai, sejuk, dan menjadikannya sebagai harta rohani untuk mencapai hidup sejati sesudah kelak kita kembali ke tempat dimana kita berasal. Mari kita saling mereflesi dan saling memberikan kekuatan dengan DOA. Kita juga mengucapkan ikut berduka cita akan musibah yang melanda masyarakat kita di Jepang dan di mana saja, semoga Tuhan memberikan kekuatan. Amin.  ( Yos Dentis ).

Kemegahan Ilin Goran ( Bukit Botak ) di Hubin Desa Teka Iku



Penulis Yos Dentis
 
Sesuai dengan namanya, Bukit Botak ( Ilin Goran) sejatinya adalah gunung karena material  yang membetnuk adalah tanah dan batuan yang diatas puncaknya tidak ditumbuhi pohon-pohon sehingga uniklah semua orang menjuluki dengan Ilin Giran ( Gunung Botak )
Kawasan yang boleh dijadikan sebagai kawasan wisata pegunungan yang menjulang tinggi tepat disekitar Selatan kampung Hubin - Teka Iku yang merupakan dan menjadi primadona alam hutan dan pegunungan yang indah,sejuk dan segar. Daya tarik gunung Botak dengan puncak yang tidak ditumbuhi pepohonan yang ada hanyalah rumput halus dan sebagian alang-alang menamba suasana sejuknya angin di puncak gunung
Menurut Legenda bahwa Gunug Botak ( Ilin Goran ) adalah sebuah legenda yang berhubungan dengan asal mulanya orang pertama di Sikka Maumere yaitu hadirnya tiga Saudara Ria. Raga, dan Guneng bekor di Mei Erin Blata Tatin-Gunung Goran. Mo'an Ria berdiam di Ilin Goran, Mo'an Guneng berdiam di Ilni Gai dan Mo'an Raga berdiam di Ilin Newa.( Dijelaskan OSkar Mandalagi Pareira dalam Bukunya Pelangi Sikka hlm. 25-26, mengatakan bahwa Au Ria , Ragha ,Guneng Bekeor Reta Mei Erin.....Au Soru wai Dodang Au guer wai Gening, Au Luju Dua Limek, Ami Blira reta Blata Tatin ( SK)hlm. yang berarti " Aku Ria, Raga, Guneng, mentas di Mei Erin, Aku Soru Wai Dodang, Aku Luju Dua Limek muncul diBlata Tatin. Kedua / " Ata Bekor / Tawa Tana- Tiga Bapak Pengasal berkembang secara alamiah. Moang Ragha beristrikan Du'a Soru Dodang berdiam di Ilin Bekor ( Ilin Goran ), di sebuah tempat bernama Mei Erin Blatatatin. Mo'ang Ragha beristrikan Du'a Guer berdiam di Ilin Newa, sedangkan mo'ang guneng dengan istrinya du'a Gening berdiam di Ilin Gai . di tempat bernama mahet ( Pelangi Sikka ) hlm. 25-26. )
Dijelaskan bahwa terbukti bahwa adanya kehidupan dan perkembangan pola perkampungan tradisonal yang dibangun pada masa purba yang berada disebelah kawasan Selatan Ilin Goran ( Ilin Goran Reta Haden ),yang dikenalk dengan Hubin Natar Gu. Bukyi bahwa adanya kehidupan serta pola perkampungan kuno yang pernah dibangun masih ada bukti dan sisa peninggalan seperti tiang kayu rumah, pagar keliling rumah ikatan tali ijuk ( tali hu'at ) serta adanya satu pohon beringin di pelatarannya, Ini dijelaskan oleh Yos Dentis, sebagai peneliti asal Hubin mengatakan kemungkinan ada dan dibenarkan bahwa ada terbentuknya lokasi kampung asli Hubin yang di kenal dengan Hubin Natar Gu. ( Keterangan inipun berdasarkan hasil wawancara semasa penulis masih kecil pernah diceritakan oleh orang-orang kampung bahwa kampung Hubin yang dulu ada di sebelah selatan gunung Goran.Sehinga sampai sekarangpun penulis merasa penarasan untuk mengkaji lebih jauh . Apa benar legenda ini terbukti ? karena bercerita dan menjelaskan sesuatu harus punya bukti sumber yang kuat, sehingga bisa dipercaya oleh masyarakat . Dan memang benar masih ada sisa peninggalan kampung dulu.
Bukti yang pula bahwa adanya kegiatan kerja sama dengan daerah disekitar wilayah Ilin Goran dengan dibangunnya pasar Lama Tradisonal  yaitu tempat bertemunya para pedagang dari tahi Toe untuk datang melakukan kegiatan barteran yang dikenal dengan Regang Mude. Dengan berdasarkan uji kelayakan data dan bukti sumber yang ada maka bisa dibenarkan bahwa memang benar adanya lokasi atau kampung yang dibangun oleh manusia asli'ata Bekor " dalamm hal ini Mo'ang Ria sebagai rumpun perdana yang bermukim di sana.Karena itu tidak salah kalau mo'ang Ria dan istrinyaDu'a Soru Dodang menjadi penguasa tana asal dari Hubin Natar Gu.
Ada juga dan cerita lain mengatakan bahwa Hubin adalah nama orang yang menetap di Hubin Natar Gu. Kerena namanya Hubin, maka sampai sekarang terkenal nama kampung asal Hubin adalah nama dari seorang yang bernama Hubin. Masih dalam penelusuran bukti dan pertanyaan. Apa Hubin ini keturunan putra dari Mo'an Ria  dan Du'a Soru Dodang.? 
Kondisi gunung Botak yang menurut legenda diatas bukti tersebut munculah manusia baru dengan kekuatan dasyat sehingga membuat situasi pucak gunung tersebut Botak. Ada juga yang mengatakan bahwa Gunung Botak ini mkerupakan bekas gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi.
Bagi orang Hubin Teka Iku menganggab dan tetap meyakini bahwa gunung Goran adalah tempat bersemayamnya rosh nenek moyang dan kuntil anak atau Du'a Helang. Dikatakan demikian oleh tokoh tanah pu'ang sampai sekarang Ilin Goran dijadikan sebagai tempat untuk bertapa dan berdiam diri meminta rahmat dan berkah dari Roh nenek moyang penjaga gunung Goran tersebut.
Disekitar lereng gunung Goran di tumbuhi pepohonan yang lebat sehingga bisa menjadi habitat berdiamnya binatang Liar seperti Babi hutan,kucing hutan, kera putih, babi landak,musang, berbagai jenis burung, biawak, moyet dan ular.
Gunung Goran ini kalau dilihat mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata pegunungan dalam hal ini bagi mereka yang mencinta dengan alam, bisa menggunakan pegunungan Goran menjadi tempat mencari jejak. Pada dinding pegunungan terhampar bebatuan wadas yang menambah seramnya tebing gunung goran. Sekitar pegunugan akan ditemukan berbagai jenis sayuran paku " Pa'o"yang oleh masyarakat setempat menjadikan sayuran. Ada juga berbagai jenis burung langka" Manu Wodon" yang mempunyai keunikan dalam mempertahankan kehidupannya dengan cara bertelur di dalam tanah, serta induknya mengeram atau menunggu diatas pohon dekat tempat telurnya.Dalam perjalanan ke puncak kita bisa melepaskan dahaga dengan minuman kelapa muda, serta jenis buahan seperti nenas,nanga (kalau di musim buah ).
Arah ke puncak gunung kita harus melewati hutan kopi masyarakat yang terhampar luas disekitar lembah gunung goran. Semakin kepuncak,udara semakin sejuk dan segar. Sesampai di puncak kita akan menikmati pemandangan akan indahnya serta kota maumere yang berada di depan mata dengan hamparan yang yang luas.kalau meloeh ke Selatan kita akan kagum dengan indahnya susana pantai   pesisir Bola dengan buih putihnya ombak memukul karang . Dari arah Barat waktu senja kita akan kagum dengan indah panaorama kalah matahari terbenam dan kilau sinar kejauhan patung Bunda Maria Segala Bangsa di Nilo,sebagai wisata rohani bagi umat kristiani.Banyak pencinta alam yang selalu melakukan kegiatan penghijaun seperti dari kelompok belajar KEJAR AKU TEKA IKU, mahasiswa Frateran Ledalero, serta sispa saja yang senang untuk mau menghilangkan rasa kepenatan dan rasa stres. Karena di sanalah obat terapinya. Mudahan ini menjadi permenungan bagi kita semua terutama mereka yang kagum dengan budaya dan sejarah, menjadikan ini sebagai simbol yang kuat dan mempersatukan dengan moto:
BABER ILIN GORAN, BABER MITAN TAWA TANA, HORO WALI PEKIT WALI
BAngun BERsama 
Niang Hubin Rubi Gole, Rubi Mitan Tajo Meran, Rubi Ata Naha Wi Rai, Tajo Naha Ata Wi  Telan. Tena sareng weli Nian Tana Sawe

Kritik dan Saran , dengan hati terbuka....... demi mencapai kesempurnaan!!!!!!!
Yos nara, Winen Yun di atas Puncak Gunung Goran

Gbr. Jalan  Klo'a Hubin menuju Puncak Gunung Goran



Gbr. Gunung Ilin Goran dari Puncak Wolon Bulir


Gbr. Jenis Pohon Hutan yang daun serta batangnya mengandung zat beracun ( Gatal ) Ladan Ilin



Dinamika Perkembangan Seni Tenun Ikat Sikka Flores NTT

                       



Upaya pewarisan dan pengembangan seni tenun ikat merupakan satu dimensi dalam rangka menjaga dan melestarikan keberadaan seni tenun tradisional sebagai kreativitas dan warisan berharga dari nenek moyang. Di era globalisasi sekarang yang serba berubah ini, tentunya membawa perubahan serta pergeseran nilai budaya bangsa ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi pergeseran makna dan kreativitas masyarakat dalam mengembangakan dan melestarikan tenun ikat yang menjadi simbol keperibadian masyarakat tradisional Flores dan Sikka pada khususnya.
Dinamika perubahan ini sangatlah komplek setelah terjadi perkembangan nilai dalam proses memproduksi selembar kain tenunan ( sarung ).
 Tenunan bukan saja sebagai suatu ekspresi dedikasi seniwati dalam bertenun namun membawa kepada perubahan pola kehidupan  dalam menopang kehidupan sosial ekonomi rumah tangga masyarakat.
Kajian seni tenun memiliki daya tarik secara luas oleh para ahli sejarawan ,seniman diberbagai daeara yang oleh Anne dan Jhon Summerfield (2005) menunjukan bahwa tekstil indonesia bukan saja eksotisme cultur saja akan tetapi menegaskan konsep kerja menenun sebagai sebuah artikulasi. Menenun atau membatik esensinya adalah menuliskan,mengartikulasikan konsep dan identitas cultur mereka ( sebagai seorang perempuan ). Dikutip juga dari pendapat Taylor bahwa kebudayaan adalah sebagai suatu generalisai jati diri dan merupakan suatu totalitas keberadaan manusia dalam suatu etnik. Sehingga bisa di simpulkan bahwa ,kerena generalisasi maka kebudayaan tersebut mengisyaratkan sesuatu yang komplek, karena didalamnya terlingkup berbagai unsur budaya dimana diantaranya adalah kesenian. Unsur seni ini memiliki makna yang paling dalam disebut dengan nilai budaya didalam masyarakat itu sendiri.
Manusia dapat berpotensi cipta tergantung dan bergambar pada kemampuan berpikir demi orang-orang yang hidup didalam masyarakat, mendapatkan ilmu pengetahuan yang berbeda dengan jiwa manusia yang memberikan ukuran rasa nilai keindahan dalam berseni. Potensi cipta dan rasa berbeda dengan potensi karsa. Potensi ini ditandai dengan kemampuan berkarya dalam menghasilkan kebudayaan. Ketiga potensi inilah yang harus diwujudkan melalui kreasi manusia yang hadir pada zaman ini.
Seni bertenun perlu mendapat perhatian yang serius dan sentuhan yang mendalam agar nantinya menjadi potensi andalan dalam mencapai kesehjateraan masyarakat. Bukan saja merubah kehidupan ekonomi masyarakat, namun  seni tenun pun memiliki aspek budaya yang sangat berpengaruh di tengah masyarakat pencinta budaya kerena banyak menyimpan nilai sejarah. Simbol dalam motif dan membentuk ragam hias dinyakini oleh masyarakat Flores bahwa Seni Tenin mengandung nilai sakral yang sangat spritual dan kekuatan rohani yang besar . Untuk memberikan tanggapan seta memperkuat argumen, oleh Muhjunir ( Antropolog )1967 mengatakan bahwa semakin jauh kita menelaah sejarah kebudayaan umat manusia, semakin besar pula tingkat hidup yang terbungkus oleh Religi-magi yang berupa tanggapan-tanggapan bahwa setiap benda memiliki kekutan magi tertentu.
Jadi dalam membuat atau menghasilkan selembar sarung mempunyai pertimbangan akan rasa memiliki dan dedikasi yang tinngi sebagai seniwati dalam bertenun mempunyai cita rasa yang tinggi, mempunyai pertimbangan kwalitas , penghayatan dan sentuhan akan simbol, bentuk dan fungsi dari tenun.
Selain pertimbangan estetika artistik,juga harus memperhatikan simbol,makna dan fungsi antara lain:
  1. Status sosial, bagi wanita yang memiliki kemampuan membuat kain tenun ikat sangat dihargai dn dihormati.
  2. Pertimbangan kemampuan, Tidak senua wanita dapat bertenun atau menghasilkan selembar sarung,karena sangat membutuhkan dedikasi yang sabar serta ulet dan tekun.
  3. Pertimbangan Pretise atau harga diri, dalam masyarakat Sikka dan Flores pada umumnya  keharusan wanita dalam bertenun ikat atau membuat kain sarung sudah ditanam sejak nenek moyang, dan sudah membiasakan diri belajar sejak usia muda. Wanita yang diharapkan adalah memiliki kreatif serta trampil. Hasil kerjanya dapat disimpan sebagai bekal untuk jaga-jaga ( Isi Kei )( misalnya ada pesta adat atau urusan wurumana (harga diri seorang wanita di depan mertua )
  4. Pertimbangan hari tua,  mempunyai pemikiran kalau nanti tidak bisa produktif lagi untuk menghasilkan tenunan sarung. sudah ada bekal atau tersimpan dapat menghidupi hari tua ( dipakai saat meninggal )
Dan masih banyak pertimbangan yang benar-benar disiapkan sebagai seorang wanita dalam memproses  selembar sarung.  Dengan semakin disadarinya peranan dan arti penting dari dari keberadaan ini arti tenun ikat sebagai suatu wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru serta upaya pelestarian hasil budaya bangsa, maka celah-celah kkeberadannya mulai disimak dan menggugah tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai kalangan , utamanya mereka yang erat kaitannya dengan seni budaya  kerajinan, seperti pencinta seni,peminat barang-barang seni dan kerajinan tenun. Inilah menjadi tantangan dan permasalahan, kirany menjadi satu perspektif yang menjadi alternatif penanggulangan masalah baik yang berlingkup seni budaya maupun menyangkut ekonomi.
Diharapkan dengan pembahasan ini, bisa membawa keberlanjudan dalam mengembangkan dan membudayakan Seni bertenun ikat kepada generasi muda sekarang. Mereka bisa belajar dan bangkit memajuhkan warisan leluhur ini ,dan jangan sampai terkesan proses degredasi total, melain kan mencoba untuk membangkitkan kembali pemahaman dan kreativitas akan seni tenun ikat juga selanujdnya menunjukan kepada dunia luar bahwa kita punya keunikan dalam berbudaya tenun ikat.
Bagi generasi yang sekarang terkesan dedikasi santai, diupayakan untuk lebih tanggap,kreatif , sehingga jangan sampai terkesan seni bertenun kelak akan terjadi penyudutan,hilang atau lenyap ,pergeseran terbawa  zaman modernisasi ini. Jawabannya ada pada masyarakat Sikka Flores yang mempunyai cinta akan budaya bertenun Ikat .Semoga.

Aku Terkenang Kampung Teka Iku

Desa yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari jantung kota Maumere, merupakan satu desa yang berada di wilayah kecamatan Kangae. Banyak orang pasti akan bertanya mengapa Desa tersebut diberi nama Desa Teka Iku. Desa Teka Iku yang meliputi Dusun Wolomude, Dusun Hubin Klo'ang. Dusun Watu Toa, Arat,  Dusun Hubin Natar , Dan Koja Gulo. Desa Teka Iku yang berbatasan dengan Desa Habi Dan Desa Langir (sebelah Utara), Desa Meken Detun ( Timur) ,Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Watu Gong dan sebelah Selatan merupakan kawasan Hutan Desa. Kalau ditelusuri akan sejarah dan kebermaknaannya. Desa ini telah banyak menyimpan nilai sejarah yang panjang, dengan tampilnya sosok Dua Tokoh Lokal yang menjadi panutan dan menjadi kebanggaaan bagi masyarakat Desa Teka Iku dan masyarakat Sikka pada umumnya.Dia adalah Mo'an Teka dan Mo'an Iku. Karena perjuangan dan jasa serta sikap juang mereka membuka terisolirnya rasa ketidakadilan serta sikap pemerasan dan sikap jajah yang dilakukan oleh kaum kolonial dulu, sehingga dengan jiwa patriotisme / rela berkorban maju berjuang untuk membawa perubahan bagi sikap dan mental masyarakat Hubin-Wolomude dan masyarakat Sikka pada umumnya untuk bebas menikmati hak dan kewajibannya sebagaimana seperti yang dialami oleh masyarakat dan anak bangsa lain di negeri ini.
Karena rasa bangga dan rasa memiliki nilai juang yang tinggi, namamu tetap dikenang dalam berbagai moment lokal seperti pemberian nama jalan Teka Iku, dibuatnya arca Patung Teka Iku yang kini ada berdiri tegak dan terkesan tegar dengan raut wajah penuh juang ,seolah menatap dan merenungkan nasib anak cucu Sikka kedepan seperti apa. Memang tetaplah dibanggakan sebagai anak-anak kelahiran di Desa Teka Iku, tidak pernah akan diragukan lagi. Daya juangmu dulu dengan sikap rela berkorban kini sudah mulai muncul beni-beni kehidupan untuk menjadikan Desa Teka sebagai desa yang penuh bersejarah dalam berbagai macam bidang kehidupannya. Walaupun perjuanganmu masih sampai sebatas di wilayah kabupaten Sikka, sudah menjadi suatu kebanggaan membawa harum nama kabupaten.
Desa Teka Iku banyak pula menyimpan nilai budaya yang lainnya seperti ,hasil peninggalan arca ( Deot ) yang ada di Lepo KOKO KEK ( Hubin Natar ), Watu mahe dan pelataran ( namang Loran ) sebagai tempat pertemuan Mo'an Teka dan du'a Mo'am Watu Pitu  dengan masyarakat. Hubin Natar juga merupakan kampung asli  Mo'an Teka Iku. 
Desa Teka Iku pun terkenal dengan banyaknya pohon-pohon Desa yang menjadi tempat berteduhnya burun burung yang membawa suasana kampung Hubin menjadi ramai di pagi dan sore hari. Hubin juga terkenal dengan panorama pegunungan  dan gunung yang indah dengan pemandangan. Bagi siapa yang suka dan hobi mendaki gunung, puncak Gunung Goran ( gunung Botak ) menjadi lokasi mendaki yang bagus. dari atas puncak gunung Botak (ilin Goran ) kita bisa melihat indahnya kota  Maumere  Utara Laut lepas. Uniknya juga dari atas gunung Goran, kita bisa menikmati dari kejauhan indahnya panorama pantai Selatan Kecamatan Bola dengan hempasan obak putih yang mengganas.
Perjalanan menujuh Puncak Gunung Goran memakan waktu satu setengah jam. Kita akan melewati kebun kopi rakyat yang berhamparan disekitar lereng gunung Goran. Dengan suasana yang benar asyik,kita akan menikmati segarnya air buah kepala muda. Kita juga bisa menikmati makanan khas lokal dengan ubi bakar,rose bakar, koja dan pisang bakar. suasana hutan dengan merdunya suara burang serta lincahnya jenis moyet yang membuat susana hati jadi tentram. Desa Teka Iku kini terkenal dengan hasil jambu, kemiri,kopi,kopra,bambu,jenis tenunan ( sarung ) sudah menjadi andalan masyarakat saat ini.
Bagi yang pingin mau cari tau tentang telur Manu Wodon, bisa saja kita temui disana dengan cara mengorek-ngorek tanah. Pokoknya sungguh mengasyikan . 
Lagi-lagi kalau kita berjalan ke dusun Wolomude, kita akan sangat senang dan bangga akan keahlian seniwati muda dan seniwati Tua dengan pintarnya merajut selembar kain sarung yang kaya akan motif,serta banyak ragam hias motif tenunan Ikat yang patut dikagumi sebagai budaya dan tradisi masyarakat ini.Terus arah  Barat Wolomude, anda bisa menikmati pemandangan indahnya panorama Bajo Wair ( tempat masyarakat nenek moyang dulu sampai sekarang biasa mengambilnya untuk air minum ). Ya aku juga pernah menikmati sejuknya mata air Bajo Wair , kerena aku lahir di dusun wolomude- Napun Kotin ).
Wolomude pun terkenal dengan hasil Tembakau dan sudah menjadi rutinitas para laki-laki di dusun ini dengan membudidayakan tanaman Tembakau. Hasilnya biasa di jual di Pasar Maumere, Pasar Bajo, Pasar Nita dan bahkan bisa di jual kepasar lokal terdekat diwilayah Kabupaten Sikka. 
 Gbr. Kegiatan Penghijauan Di Puncak Gunung Goran oleh KEJAR AKU Teka Iku
Gbr.2 Bersantai di atas Puncak Gunung Goran bersama Bang Yos Dan KEJAR AKU
Bagi masyarakat Teka Iku kini sudah saatnya kita merubah nasib kita , dengan optimis berjuang mensehjaterakan desa kita. Intinya hilangkan budaya malas, budaya santai ,budaya menunggu bantuan dan tanam jiwa dan semangat untuk selalu berjuang keras, percaya diri merubah masa yang lebih gemilang. Wahai kaum muda anak Teka Iku. berjuanglah menujuh Desa Teka Iku yang mandiri,berintelektual serta sikap nasionalis menatap masa depan anda.
Gbr.3. Puncak Gunung Goran di pandang dari bukit ( Wolon Bulir )
Gbr. 4  Posyandu Dusun Wolomude
Gbr.5. Gambar Rumah adat Di Dusun Hubin Natar ( Orin Tagan ) sisa satu ini saja

Gbr.6 Pemandangan diwaktu senja dilihat dari Bukit/wolon Gelot

Gbr.7 Jenis Telur Manu Wodon di kawasan Hutan Desa Teka Iku

Gbr.8 Cara mencari telur Manu Wodon di kawasan hutan Desa Teka Iku

Gbr.9 Wajah tampang seram ( SON ) ditengah hutan Wilayah Desa Teka Iku

Gbr. 10. Anak Kelompok Belajar  KEJAR AKU TEKA IKU di  atas puncak Gunung Goran

Gbr. 11 Suasana kebersamaan walaupun sepering Wair lulur Mage /KUa Asam
Gbr.12 Pemandangan Gunung Goran di suasana tertutup kabut
Gbr.13. Membelajarkan anak untuk memulai bekerja dari sekarang

Gbr.14 .Kebun Jagung di musim kemarau ( musim Lele daran )

Gbr.15 Santai menikmati jagung bakar di gubuk ( Orin Pang )
Gbr.16 Hasil jagung di musim kemarau ( Lele daran )

Gbr.17 Proses menjemur kopra setelah di belah ( wori kabor )

Gbr.18  Berteduh dibawah Gua ( Lian Rutun ) karena hujan
Gbr.19 Proses untuk menghasilkan moke/arak ( bo'ok Tua )

Gbr.20 Yan Kuwi berada di bawah pohon-pohon kawasan hutan Desa Teka Iku

Gbr.21  Om Stanis dengan model " Om Umin " Sadah hampir langka eh
Gbr.22  Tampang Om Brewok asyik.
Gbr.23. Tampang Garang tapi bersahaja unik bagi Om Piles
Gbr. Batu Kepala Ular Kobra ( di Napun Kotin ) Hubin Natar